Dikampus saya terdapat sebuah matakuliah khusus yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa. Matakuliah tersebut adalah matakuliah kemuhamadiyahan atau sama teman-teman saya sering disingkat dengan AIK. Mungkin diantara teman-teman pembaca banyak yang menyangka bahwa ini adalah matakuliah untuk mengajak mahasiswa atau orang lain agar masuk Muhammadiyah, pandangan tersebut sebenarnya salah karena pada dasarnya matakuliah ini tidak mengajarkan kita kearah sana tetapi malah akan membuka pikiran kita tentang keislaman secara lebih luas lagi. Kenapa jadi membicarakan AIK ya...??? heeeeheee. Jadi saat kuliah itu saya ditugaskan untuk mencari terjeman dan tafsir dari surat Al-alaq ayat 1-5 yang merupakan ayat pertama yang diturunkan dan diajarkan kepada nabi kita Muhammad saw. Bagi teman-teman yang lagi malas membuka tafsir untuk mencari makna dari ayat ini maka berikut adalah terjemahan dan tafsiranya


“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (ayat 1). Dari suku kata pertama saja yaitu “bacalah”, telah terbuka kepentingan pertama dalam perkembangan agama ini selanjutnya. Nabi Muhammad disuruh untuk membaca wahyu yang akan diturunkan kepada beliau atas nama allah, tuhan yang telah menciptakan. Yaitu “Menciptakan manusia dari segumpal darah” (ayat 2). Yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah. Yaitu segumpal air yang telah berpadu dari mani si laki-laki dengan mani si perempuan yang setelah 40 hari lamanya, air itu akan menjelma menjadi segumpal darah dan dari segumpal darah itu kelak setelah 40 hari akan menjadi segumpal daging. Bacalah, dan tuhanmu itu adalah maha mulia(ayat 3). Setelah pada ayat pertama beliau menyuruh membaca dengan nama allah yang menciptakan manusia dari segumpal darah, diteruskan lagi menyuruh membaca diatas nama tuhan. Sedang nama tuhan yang selalu akan diambil jadi sandaran hidup itu ialah allah yang maha mulia, maha dermawan, maha kasih dan saying kepada mahluknya. Dia yang mengajarkan dengan kalam(ayat 4). Itulah istimewanya tuhan itu lagi. Itulah kemulianya yang tertinggi.Yaitu diajarkanya kepada manusia berbagai ilmu, dibukanya berbagai rahasia, diserahkanya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan allah yaitu dengan qalam. Dengan pena disamping lidah untuk membaca, tuhanpun mentaksirkan pula bahwa dengan pena ilmu dapat dicatat. Pena itu  kaku dan beku serta tidak hidup namun yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahami oleh manusia “Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu” (Ayat 5). Terlebih dahulu allah ta’ala mengajar manusia mempergunakan qalam. Sesudah dia pandai mempergunakan qalam itu banyaklah ilmu pengetahuan diberikan oleh allah kepadanya, sehingga dapat pula dicatat ilmu yang baru didapatnya itu dengan qalam yang sudah ada dalam tanganya.

Sumber : Tafsir Al-Azhar jilid 10 halaman 8059-8060 karangan Prof.DR. Hamka.
|
This entry was posted on 23.19 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: